Senin, 23 April 2012

Perayaan Hari Kartini di SMAN 23

baru kali ini lho sekolah kita mengadakan acara kartinian :) dan acara ini mendadak banget. tapi ya untungnya walaupun mendadak, acaranya lancar aja kayak jalanan tol! hihihi.

yang siswi pakai baju adat dan kebaya, sama halnya dengan siswanya. ada yang pakai baju adat batak, bali, betawi, banyak juga yang pakai adat jawa, untungnya nggak ada yang pakai baju adat dari papua! wahh bisa-bisa jadi sorotan publik itu :D

acaranya dimulai jam setengah 8 pagi tepat di hari Kartini (ya iyalah) dan disambut dengan meriah (awalnya). soalnya semakin siang, malah semakin panas apalgi sambil upacara.

setelah semua warga SMAN 23 mengikuti upacara bendera, dimulai deh lomba fashion show "Kartini-Kartono". masing-masing kelas mengirim dua pasang "Kartini dan Kartono" untuk lomba ini. di kelas XI IPA 1 sendiri mengirim jagoannya yaitu : Cindy-Haudhi dan Tiara-Rakha.


para Kartini dan Kartono dari kelas XI IPA 1

Aisha Lintang Biru as Biru, wanita ini menggunakan kebaya yang anggun dengan warna warna soft grey.

Omy Oini as Omy, kalo yang ini menggunakan kebaya dengan unsur batak sesuai dengan rasnya, yaitu Batak Tapanuli.

Rosalina Oktaviani as Oci, cewek imut ini menggunakan kebaya dengan warna yang cukup cerah secerah wajahnya yaitu ungu. U,U

Stevanus&Saras, Kalo pasangan yang satu ini mereka cukup unik, karena baju yang mereka gunakan tidak serasi-_- yang cowok khas Jawa nah yang cewek khas Betawi ._.V

Nimade as Memet, perempuan asli Bali ini aneh, bukannya pake baju adat bali malah pake baju kebaya-_-

Rina Rahmayulita Iskak as Rina, perempuan pecinta Bieber yang satu ini agak cuek, liat aja rambutnya berantakan-_-

Nah ini dia si Ling Ling, Evyn Rose as Epin ini terlihat sangat dewasa dengan kebayanya yang cantik dan warna yang cerah secerah wajah Jian._.V

Regie Arnisa DPM as Tante Regie, perempuan ini selalu tampil beda, dia tipe cewek perfectsionis kayaknya~ ulalala u,u


Nah ini kumpulan foto-foto pada saat persiapan perlombaan Kartini dan Kartono saat itu :D









salah satu dari pasangan lomba fashion show Kartini-Kartono dari kelas XI IPA 1


kalo yang ini, pasangan pemenang lomba fashion show dari kelas XI IPA 2


Nah tadi itu hasil dokumentasi dari perayaan hari Kartini di SMAN 23. sebenernya masih ada banyak sih tapi belum di upload lagi :D

walaupun kelas XI IPA 1 cuma dapet juara 3, tapi kita semua nggak kecewa kok karena bertambahnya jam untuk kelas kitaaa! (hadiahnya jam lhooo). and you know what? di kelas kita udah ada 3 jam dinding! hahaha. wah harusnya yang ketiga kalinya ini sekalian dapet piring tuh.

penulis blog sih berharap kalau tahun depan ada lagi acara kayak begini tapi nggak dadakan ya soalnya ribet kalau acara mendadak kayak acara tahun ini (mohon diterima ya masukannya buat kakak-kakakku yang anggota OSIS! ^o^). semoga perayaan hari Kartini mendatang lebih meriah lagiiii... amiiin.



















"Wanita Terpilih"



Ilustrasi peringatan hari Kartini.
Film "Wanita Terpilih" Ulas Perjalanan Hidup Kartini
Film yang berdurasi 60 menit tersebut, menceritakan perjalanan Kartini sejak lahir hingga meninggal.

Raden Adjeng Kartini cukup akrab di telinga masyarakat Jepara, terutama kalangan pelajar yang menganggap sebagai pejuang emansipasi perempuan asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Semasa hidupnya, Kartini yang merupakan anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, Bupati Jepara masa itu, dikenal sangat getol memperjuangkan gerakan emansipasi perempuan di Indonesia.

Kartini memiliki cita-cita mencerdaskan kaum perempuan agar memiliki kesetaraan dengan kaum laki-laki, sehingga tidak dianggap sebagai kaum lemah pada masanya.

Perjuangan Kartini tidak sebatas berupaya mendobrak tradisi patriarki Jawa tentang keterbatasan perempuan, akan tetapi dia juga memiliki kemampuan menulis yang sering dimuat di surat kabar De Lokomotif Semarang serta memiliki jiwa seni yang cukup tinggi.

Dia juga mampu menginspirasi para perajin mebel di Jepara pada masa itu, untuk membuat desain yang menarik serta pengemasannya agar bisa dijual ke luar negeri.

Ternyata, sejumlah generasi muda di Jepara hanya sekadar mengenal RA Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan, sedangkan perannya yang lain belum cukup familiar di telinga mereka.

"Lewat film perjalanan Kartini yang berjudul 'Wanita Terpilih', seharusnya bisa menggugah kesadaran masyarakat, terutama generasi muda untuk lebih mengenal perjuangan Kartini di berbagai bidang, tidak hanya sekadar dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita," kata Ketua Panitia Kegiatan Pemutaran film "Wanita Terpilih", Sholikul Huda, di Jepara.

Meskipun belum mendapatkan tanggapan positif dari pemerintah setempat untuk memasyarakatkan film tersebut, Huda mencoba bertindak proaktif dengan memutar film perjalanan Kartini semasa hidupnya secara gratis.

Pemutaran film "Wanita Terpilih" pada Jumat (20/4) malam, katanya, mendapat respons positif dari masyarakat Jepara.

Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan jumlah masyarakat yang ingin menonton film tersebut di aula Museum Kartini Jepara di Alun-alun Jepara mencapai 107 pengunjung. Padahal, kegiatan tersebut tidak dipublikasikan secara maksimal, karena keterbatasan anggaran.

Jangka panjang, katanya, film tersebut akan diputar di masing-masing sekolah di Jepara, agar para pelajar memahami makna Hari Kartini, tidak sekadar mengikuti upacara, lomba memasak, dan rias.

Akan tetapi, kata dia, memaknainya harus lebih komprehensif, karena semangat Kartini tidak hanya soal emansipasi wanita, bahkan lewat film tersebut juga ditunjukkan peran Kartini dalam mengembangkan mebel Jepara menjadi dikenal dunia serta kebiasannya melakukan korespondensi mengantarkannya menjadi salah seorang jurnalis.

Pemutaran film tersebut bertepatan dengan Peringatan Hari Kartini, katanya, tidak hanya digelar pada Jumat (20/4) malam, akan tetapi Sabtu (21/4) juga dilakukan pemutaran pada pukul 09.30 WIB dab pukul 14.00 WIB.

Sedangkan Minggu (22/4) diputar tiga kali, yakni pukul 09.00 WIB, 10.30 WIB, dan 14.30 WIB. 

Pemeran dalam film perjalanan Kartini tersebut, merupakan warga Jepara dengan proses pengambilan gambarnya membutuhkan waktu sekitar 15 hari pada 2010.

Muhammad Rifki, salah seorang pelajar dari SMKN 3 Jepara yang kebetulan sudah melihat film tersebut yang diputar Jumat (20/4) malam, mengaku, cukup senang bisa melihat perjalanan Kartini dari lahir hingga meninggal lewat film. 

Ia mengakui, pemahamannya soal sejarah Kartini masih minim, karena yang sering didengar dan dibaca sebatas sebagai pejuang emansipasi wanita, sedangkan perjuangannya di bidang lain jarang terpublikasi.

Lewat film tersebut, dia berharap, bisa diputar di sejumlah sekolah, agar pengetahuan pelajar soal Kartini lebih lengkap, sehingga untuk memaknai Hari Kartini juga tidak salah.

Film yang berdurasi 60 menit tersebut, menceritakan perjalanan Kartini sejak lahir hingga meninggal.

Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, Kartini berteman dengan anak keturunan Belanda. Akan tetapi, Kartini tidak bisa melanjutkan sekolah, sedangkan temannya bisa melanjutkan hingga ke jenjang lebih tinggi.

Meskipun sudah berpisah, keduanya masih sering berkomunikasi lewat surat. Setelah terbebas dari pingitan, Kartini mulai mendirikan sanggar pendidikan untuk mengajar warga sekitar, terutama para perempuan.

Selain itu, Kartini juga memberikan inspirasi para perajin mebel untuk membuat desain yang lebih bagus serta pengemasan barangnya juga hasil ide Kartini karena diperkenalkan kepada pembeli di Belanda.

Kartini juga menularkan keahliannya di bidang batik tulis, meski perjuangannya memajukan Jepara harus tertunda karena dirinya harus menikah dengan Bupati Rembang masa itu.  

Seremonial peringatan Hari Kartini      

Selama ini, peringatan Hari Kartini terkesan hanya sekadar seremonial yang kurang bermakna, karena hanya sekadar mengikuti upacara dengan mengenakan pakaian kebaya bagi para perempuan serta sejumlah lomba yang cenderung mengesploitasi hal-hal yang dianggap merupakan pekerjaan kaum perempuan.

Penulis buku Kartini yang juga warga Jepara, Hadi Priyanto berharap, peringatan Hari Kartini harus lebih bermakna, terutama memahami dan mempelajari proses perjuangan Kartini semasa hidupnya.

"Jangan hanya sekadar mengetahui pahlawan emansipasi yang diperingati setiap 21 April, akan tetapi kita juga harus mewarisi semangatnya," ujarnya.

Ia mengaku, galau dengan generasi muda sekarang karena lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat seremonial, seperti upacara, membaca puisi, menyanyi, maupun mengenakan pakaian kebaya.

Padahal, katanya, puisi Kartini memiliki latar belakang dan tidak hanya sekadar dibuat, demikian halnya surat-surat Kartini.

Berdasarkan sejarah, katanya, mebel Jepara bisa dikenal hingga ke luar negeri, salah satunya karena peran Kartini yang mampu mengenalkan produk khas Jepara tersebut ke Negeri Belanda pada usianya yang baru belasan tahun.

"Pokok-pokok pikiran Kartini juga dijadikan pedoman bagi mahasiswa asal Indonesia yang ada di Belanda pada masa itu," ujarnya.

Sutradara film "Wanita Terpilih", Bambang Hengky mengakui, bukan asli Jepara, akan tetapi dirinya berkeyakinan tidak banyak orang yang mengetahui sosok Kartini sesungguhnya.

Termasuk sosok Kartini sebagai seorang jurnalis, katanya, jarang diketahui publik, meskipun tulisannya sering dimuat di harian De Lokomotif Semarang.

Gunakan bintang lokal 

Bambang Hengky mengaku tidak memilih bintang film terkenal untuk berperan dalam film "Wanita Terpilih", karena dia ingin memotivasi masyarakat Jepara untuk lebih memahami perjuangan Kartini.

"Film 'wanita terpilih', saya anggap sebagai karya monumental," ujarnya. Bahkan, katanya, ketika pengambilan gambar pada salah satu adegan, hampir semua kru film menangis karena ikut menjiwai jalan cerita film tersebut yang menunjukkan perjuangan keras Kartini. 

sumber : http://www.beritasatu.com/mobile/film/43885-film-wanita-terpilih-ulas-perjalanan-hidup-kartini.html

Berbagi Berita : Inilah Makna Hari Kartini Bagi Iti dan Nova

Misbahol Munir - Okezone
Sabtu, 21 April 2012 09:15 wib
Ilustrasi (Ist)
Ilustrasi (Ist)
JAKARTA – Politiskus Partai Demokrat Nova Riyanti Yusuf berharap para koleganya yang sedang duduk di kursi parlemen DPR RI tidak hanya sebagai pemanis. Namun, dia berharap teman-temannya semakin berjuang untuk mendapatkan posisi penting di Gedung DPR.
“Spesifik untuk politikus perempuan di DPR, semoga bukan cuma pemanis superficial, pencapaian quota, tetapi bisa berjuang (dan dipercaya dengan kesempatan) untuk semakin banyak menduduki posisi-posisi strategis di parlemen,” ungkap Nova kepada okezone, Sabtu (21/4/2012).

Dia menolak keras bahwa keberadaan perempuan di parlemen lantaran adanya sistem kuota. Padahal kata dia, keberadaan politik perempuan adalah keharusan.

“Jangan lupa untuk muncul dengan perjuangan spesifik di parlemen. Konsepsi yang salah bahwa dengan kuota, perempuan diberikan kesempatan. Harusnya eksistensi politik perempuan, adalah sesuatu yang mutlak ada,” kata dia.

Kedepan, anggota Komisi IX ini memimpikan tak ada lagi sistem kuota dalam Undang-Undang (UU) Pemilu sehingga kesetaraan benar-benar terjadi. Apalagi, saat ini secara kuantitas dan kualitis perempuan di parlemen sudah signifikan adanya.

“Ada atau tidak adanya kuota, saya tidak sabar suatu ketika UU pemilu tidak lagi bahas kuota perempuan, karena jumlah perempuan di parlemen signifikan secara kualitas dan kuantitas,” tandasnya.

Justru penilaian berbeda datang dari anggota Komisi IV Fraksi PD DPR RI, Iti Octavia Jayabaya. Menurut dia, sudah banyak kemajuan perempuan Indonesia yang dicapainya justru karena kuota 30 persen.

“Secara umum sudah banyak kemajuan yang sudah dicapai oleh perempuan Indonesia sekarang, seperti mengisi ruang publik atau tempat-tempat strategis di negara RI layaknya sebagai gubernur, anggota DPR/MPR dan pejabat tinggi lainnya yang didorong oleh affirmative action 30 persen harus diisi perempuan,” kata dia.
Meskipun kata dia, di sisi lain juga masih banyak ketimpangan seperti ketimpangan kesempatan mengenyam pendidikan Perguruan Tinggi (PT) antara perempuan dan laki-laki. Hal semacam itu menjadi tanggung jawab semua elemen untuk memperjuangkannya.

“Akan tetapi beberapa hal kita masih dihadapkan pada persoalan ketimpangan gender misalnya, rasio pendidikan di tingkat PT yang enggak seimbang, angka kematian ibu yang masih tinggi, angka buta huruf pada perempuan juga masih tinggi, hal ini masih harus diperjuangkan oleh kaum perempuan dari semua kalangan,” jelasnya.

Bagi Sekretaris Departemen Kependudukan dan Statistik DPP PD itu, semangat perjuangan sosok Kartini harus menjadi panutan bagi semua perempuan untuk meningkatkan kualitasnya dalam menghadapi era modern.

“Perjuangan Kartini tentunya harus menjadi tauladan bagi perempuan untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitasnya dalam menyongsong masa depan di era globalisasi ini,” tukasnya.

sumber : http://news.okezone.com/read/2012/04/21/337/615666/inilah-makna-hari-kartini-bagi-iti-dan-nova

Minggu, 22 April 2012

Cintai Lingkungan Bersama Wanita Penyapu Jalanan


SERPONG, KOMPAS.com - Perayaan Hari Kartini menjadi lebih menarik ketika dikolaborasikan sekaligus dengan memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April. Terkait itu pula, Aston Paramount Serpong Hotel & Conference Center (APSHCC) menggelar “For Kartini & Our Earth” pada Sabtu (21/4/2012). Dalam acara tersebut APSHCC membantu 10 wanita penyapu jalanan membersihkan lingkungan sekitar.
Sebagai pembuka acara,  General Manager APSHCC Ricky Theodores menerima sapu lidi secara simbolik dari salah satu “Kartini” penyapu jalanan tersebut. Puluhan tim dari APSHCC pun kemudian ikut menyapu bersama para ibu-ibu tersebut yang umumnya sudah bekerja menjadi penyapu jalanan selama 5-20 tahun di area BSD dan sekitarnya. Mereka membersihkan sampah dan dedaunan di sekitar jalan dari Granada hingga Kencana Loka dan sekitarnya.



“Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial kali keduanya yang dilakukan APSHCC memperingati dua hari penting sekaligus, yakni Hari Kartini dan Hari Bumi. Pesan moral yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah begitu banyak para wanita yang menjadi tulang punggung keluarga serta betapa besar peran mereka dalam kebersihan bumi ini, maka tugas kamilah yang terdekat untuk peduli dan berterima kasih kepada mereka.Sebagai perusahaan yang sukses dalam menjajaki bisnis kami juga ingin berguna bagi sekitar kami, tentunya melalui kegiatan sosial seperti ini,” kata Ricky, Sabtu.
Seusai menyapu jalan, seluruh "Kartini" penyapu jalanan pun diantarkan ke ruang meetingterbaru APSHCC, yakni Ivory 9, 10, 11, untuk menikmati sajian makan bersama serta ramah-tamah dengan manajemen dan karyawan APSHCC. Hotel di kawasan Gading Serpong ini juga memberikan bingkisan berupa sembako serta uang tunai sebagai bukti kepedulian APSHCC terhadap para “Kartini” yang telah berjasa bagi lingkungan dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Suasana haru dan bahagia menyelimuti para wanita tangguh ini, misalnya Ani. Wanita tua ini telah menghabiskan 18 tahun hidupnya sebagai penyapu jalanan. Ia terharu dan berterima kasih kepada APSHCC yang telah memberikan apresiasi kepada penyapu jalanan. “Ibu berterima kasih sekali sama bapak dan ibu di sini (APSHCC) yang telah membantu kami dan membuat acara ini. Kita jadi terhibur juga,” kata Ani.

Peringatan Hari Kartini 'Kita Hanya Dapat Abunya Bukan Apinya'





Hampir semua perempuan Indonesia mengidolakan sosok Kartini ini. Termasuk diantaranya adalah anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari.

Bagi Eva, Raden Ajeng Kartini adalah model dan inspirasi perempuan sosok feminist nasionalist. Dia menuding permasalahan besar yaitu kebodohan, patriarchy, kemiskinan- kolonialisme yang menghambat hak-hak perempuan.

"Tidak sekedar berwacana (menulis), dia melakukan tindakan konkrit untuk menyelesaikan, dengan mendidik perempuan sambil tetap menyoal problem-problem struktural global," kata Eva, melalui rilisnya, sabtu (21/4/2012).

Lanjut anggota Komisi III DPR ini, sehingga isu-su kebangsaan menjadi bingkai perjuangan sekaligus cara Kartini memposisikan isu perempuan. Artinya, kemajuan perempuan merupakan syarat dari kemajuan bangsa.

"Pemikiran Kartini melompat seabad ke depan karena akhirnya kita paham bahwa yang diperjuangan adalah isu HAM Perempuan yang setara dengan HAM laki-laku. Isu ini visioner karena tetap menemukan relevansinya dengan kondisi saat ini dan mendatang," jelasnya.

Walau begitu, seiring dengan berjalannya waktu, masih banyak bukti kehidupan berbangsa yang tidak menempatkan perempuan sesuai semangat Kartini. Bahkan, peringatan hari Kartini hanya simbolik semata, tidak pada esensinya.

"Saya kecewa kalau memperingati Kartini hanya sampai pada mitos dan simboliknya saja. Misalnya berkain kebaya, tapi tidak menyoal substansi perjuangannya yang berkepribadian Indonesia. Ibaratnya, kita hanya dapat abunya bukan apinya," katanya.

Sehingga, lanjutnya, justru peringatan Kartini untuk memperbesar api tersebut. Sehingga membakar hambatan-hambatan kemajuan bangsa (imperialisme modern) sambil tetap melakukan pendidikan penyadaran bagi perempuan dan laki-laki akan nilai kemanusiannya yang setara antara keduanya.

"Sudah sepantasnya Bung Karno memberikan gelar pahlawan bangsa kepada Kartini, karena dia membuka mata bahwa isu gender adalah isu kebangsaan," jelas Eva.


source: http://nasional.inilah.com/read/detail/1853199/kita-hanya-dapat-abunya-bukan-apinya

Wow! Ada Banyak Kartini di Bus Transjakarta



21 April adalah hari kelahiran tokoh pejuang emansipasi wanita, Kartini. Jatuh pada hari ini, perayaan Kartini semarak di seluruh Indonesia. Tak terkecuali para pramuwati di bus Transjakarta.

Hari ini, Sabtu, 21 April 2012, akan ada sesuatu yang unik di bus dan halte-halte Transjakarta. Para pramuwati Transjakarta akan mengenakan kebaya untuk memeringati Hari Kartini. Keren!

Khusus hari ini, kaum wanita yang bekerja di dinas transportasi umum Transjakarta tidak akan memakai seragam oranye-hitam atau oranye-abu-abu seperti yang biasa terlihat setiap hari. Wanita pekerja di Transjakarta akan memakai kebaya cantik sepanjang hari. Hal ini untuk menghormati jasa pejuang emansipasi wanita, R.A. Adjeng Kartini.

"Pada Hari Kartini, semua pramuwati Transjakarta akan memakai kebaya," ujar Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, M. Akbar, dalam bincang telepon dengan detikTravel, Jumat (20/4/2012) malam.



Program ini sudah berlangsung sejak awal beroperasinya Transjakarta tahun 2004 lalu. Seperti kita tahu, R.A. Adjeng Kartini memperjuangkan hak asasi wanita agar sama rata. Kisah dan mimpi-mimpinya dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. 

Hingga kini, selebrasi perjuangannya tetap bergaung setiap tahun, pada hari kelahirannya. Salah satu gaung yang bisa Anda nikmati hari ini ada di Transjakarta. Ayo naik bus Transjakarta hari ini dan temui pramuwati cantik nan ayu dalam balutan kebaya!


source: http://travel.detik.com/read/2012/04/21/081652/1897900/1025/wow-ada-banyak-kartini-di-bus-transjakarta?991104topnews

Sejarah Kartini; Buku Dari Gelap Menuju Terang


Sejarah Kartini | Habis Gelap Terbitlah Terang - Kartini memiliki cita cita besar yang terbersit dalam buku sejarah Kartini yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. dialah wanita Indonesia yang memiliki citra sebagai seorang wanita yang ingin membela hak hak wanita agar tidak tertindas terutama adalah hak pendidikan dan hak untuk berkarir, hingga disebutlah emansipasi wanita. Sehingga setiap tahun peringatan Kartini akan dijadikan semangat bagi kaum wanita untuk menumbuhkan kembali semangat ke Kartinian, dari tingkat playgroup diselenggarakan acara memperingati semangat Kartini sampai dengan mereka yang telah bekerja dan berkarir.

Meski kartini telah tiada namun semangatnya untuk memperjuangkan kaum wanita terus berkobar, sebagai contoh kartini Indonesia yang sukses adalah Megawati yang menjadi Presiden RI, Wali kota Surabaya saat ini Ibu Risma, dan masih banyak lagi kisah sukses Kartini Modern lainnya.


Baiklah, untuk mengenang kembali kisah dan sejarah kartini mari kita kupas sedikit tentang sejarah Kartini yang tertuang pada buku sejarah kartini : Habis Gelap Terbitlah Terang beserta Surat Suratnya.
Dalam Sejarah Kartini disebutkan, Dulu pas RA Kartini dilahirkan, ayah nya msh berkedudukan sebagai wedono mayong, sedangkan ibunya adalah seorang wanita berasal dari desa Teuk Awur yaitu Mas Ajeng Ngasirah yang berstatus garwo Ampil. RMAA Sosroningrat dan urutan keempat dari ibi kandung Mas Ajeng Ngasirah, sedangkan eyang RA Kartini dari pihak ibunya adalah seorang Ulama Besar pada masa itu bernama Kyai Haji Modirono dan Hajjah Siti Aminah.

Kutipan dari Sejarah Kartini, Istri kedua ayahnya yang berstatus garwo padmi adalah putri bangsawan yang dikawini pada tahun 1875 keturunan langsung bangsawan tinggi madura yaitu raden ajeng Woeryan anak dari RAA Tjitrowikromo yang memegang jabatan Bupati Jepara sebelum RMAA Sosroningrat. Perkawinan dari kedua istrinya itu telah membuahkan putera sebanyak 11 (sebelas) orang.

Kartini yang kita kenal itu pertama kali menghirup udara segar yaitu disebuah desa di Mayong yang terletak 22 km sebelum masuk jantung kota Jepara. Disinilah Kartini dilahirkan oleh seorang ibu dari kalangan rakyat biasa yang dijadikan garwo ampil oleh wedono Mayong RMA Sosroningrat. Anak yang lahir itu adalah seorang bocah kecil dengan mata bulat berbinar-binar memancarkan cahaya cemerlang seolah menatap masa depan yang penuh tantangan.

Hari demi hari beliau tumbuh dalam suasana gembira, dia ingin bergerak bebas, berlari kian kemari, hal yang menarik baginya ia lakukan meskipun dilarang. Karena kebebasan dan kegesitannya bergerak ia mendapat julukan TRINIL dari ayahnya. Kemudian setelah kelahiran RA Kartini yaitu pada tahun 1880 lahirlah adiknya RA Roekmini dari garwo padmi. Pada tahun 1881 RMAA Sosroningrat diangkat sebagai Bupati Jepara dan beliau bersama keluarganya pindah ke rumah dinas Kabupaten di Jepara.

Pada tahun yang sama lahir pula adiknya yang diberi nama RA Kardinah sehingga si trinil senang dan gembira dengan kedua adiknya sebagai teman bermain. Lingkungan Pendopo Kabupaten yang luas dan megah itu semakin memberikan kesempatan bagi kebebasan dan kegesitan setiap langkah RA Kartini untuk menuju harapan baru.

Sifat serba ingin tahu RA Kartini inilah yang mrnjadikan orang tuanya semakin memperhatikan perkembangan jiwanya. Memang sejak semula RA Kartini paling cerdas dan penuh inisiatif dibandingkan dengan saudara perempuan lainnya. Dengan sifat kepemimpinan RA Kartini yang menyolok, jarang terjadi perselisihan diantara mereka bertiga yang dikenal dengan nama TIGA SERANGKAI meskipun dia agak diistimewakan dari yang lain.

Dalam buku sejarah Kartini disebutkan bahwa : Agar puterinya lebih mengenal daerah dan rakyatnya RMAA Sosroningrat sering mengajak ketiga puterinya jalan jalan dengan menaiki kereta. Ini semua hanya merupakan pendekatan secara terarah agar puterinya kelak akan mencintai rakyat dan bangsanya, sehingga apa yang dilihatnya dapat tertanam dalam ingatan RA Kartini dan adik-adiknya serta dapat mempengaruhi pandangan hidupnya setelah dewasa.

Sejarah Kartini - Saat mulai menginjak bangku sekolah EUROPESE LAGERE SCHOOL terasa bagi RA Kartini sesuatu yang menggembirakan. Karena sifat yang ia miliki dan kepandaiannya yang menonjol RA Kartini cepat disenangi teman-temannya.. Kecerdasan otaknya dengan mudah dapat menyaingi anak-anak Belanda baik pria maupun wanitanya, dalam bahasa Belanda pun RA Kartini dapat diandalkan. Ditulis dalam buku : Dari Gelap Menuju Terang.



Setelah diterjemahkan kedalam bahasa yang lebih sempurna yaitu Habis gelap terbitlah terang dijelaskan tentang sejarah Kartini yaitu : Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, NY. OVINK SOER dan suaminya mengajak ra Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu pantai Bandengan.

Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hampir sama dengan bandengan namanya Klein Scheveningen secara spontan mendengar itu RA Kartini menyela kalau begitu kita sebut saja pantai bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen.

Sejarah Kartini semoga tak terulang - Selang beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan di EUROPASE LEGERE SCHOOL, RA Kartini memiliki keinginan untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA Kartini karena terbentur pada aturan adat apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita seperti dia harus menjalani pingitan, Kasihan...

Dalam Sejarah Kartini dituliskan - Memang sudah saatnya RA Kartini memasuki masa pingitan karena usianya telah mencapai 12 tahun lebih, ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan keinginannya yang tak kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah pengetahuannya tanpa sekolah karena menyadari dengan merenung dan menangis tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan untuk menghabiskan waktu adalah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari kakak dan juga dari ayahnya.

Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan beasiswa ke negeri Belanda dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, hanya saja dengan berbagai pertimbangan maka besiswa tersebut diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian cukup terkenal yaitu H. Agus Salim.

Sejarah Kartini pun menyebutkan adanya cerita tentang Bupati RMAA Sosroningrat dan Raden Ayu yang menerima kedatangan tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djojoadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan maju dan modern. Tepat tanggal 12 November 1903 RA Kartini melangsungkan pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan cara sederhana.

Pada saat kandungan RA Kartini berusia 7 bulan, dalam dirinya dirasakan kerinduan yang amat sangat pada ibunya dan Kota Jepara yang sangat berarti dalam kehidupannya. Suaminya telah berusaha menghiburnya dengan musik gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya, namun semua itu membuat dirinya lesu.

Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan kesehatan RA Kartini semakin memburuk meskipun sudah melakukan perawatan khusus dan berobat, namun akhirnya pada tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun.

Sekarang RA Kartini telah tiada dan tinggal Sejarahnya, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati, kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG.

Dan ini adalah beberapa isi Surat kartini yang berhasil ditemukan dalam sejarah kartini :



“Menyandarkan diri kepada manusia, samalah halnya dengan mengikatkan diri kepada manusia. Jalan kepada Allah hanyalah satu. Siapa sesungguhnya yang mengabdi kepada Allah, tidak terikat kepada seorang manusia pun ia sebenar-benarnya bebas.”
[Surat Kartini kepada Ny. Ovink, Oktober 1900]

“Supaya Nyonya jangan ragu-ragu, marilah saya katakan ini saja dahulu: Yakinlah Nyonya, KAMI AKAN TETAP MEMELUK AGAMA KAMI yang sekarang ini. Serta dengan Nyonya kami berharap dengan senangnya, moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja MEMBUAT UMAT AGAMA LAIN MEMANDANG AGAMA ISLAM PATUT DISUKAI . . . ALLAHU AKBAR! Kita katakan sebagai orang Islam, dan bersama kita juga semua insan yang percaya kepada Satu Allah, Gusti Allah, Pencipta Alam Semesta" [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

"Bagaimana pendapatmu tentang ZENDING (Diakonia), jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta-kasih, bukan dalam KRISTENISASI? Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya . . . Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi JANGAN MENG-KRISTEN-KAN ORANG! Mungkinkah itu dilakukan?"
[Surat Kartini kepada E.C. Abendanon, 31 Januari 1903]

“Kesusahan kami hanya dapat kami keluhkan kepada Allah, tidak ada yang dapat membantu kami dan hanya Dia-lah yang dapat menyembuhkan…”

“Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu: Hamba Allah (Abdullah).”
[Surat Kartini kepada Ny. E.C. Abendanon, 1 Agustus 1903]

R.A. Kartini dan Pandangannya Terhadap Emansipasi dan Barat

"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak perempuan, BUKAN SEKALI-SEKALI KARENA KAMI MENGINGINKAN ANAK-ANAK PEREMPUAN ITU MENJADI SAINGAN LAKI-LAKI DALAM PERJUANGAN HIDUPNYA. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama."
[Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]

“Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami menjadi orang-orang setengah Eropa atau orang-orang Jawa Kebarat-baratan.”
[Surat Kartini kepada Ny. E.E. Abendanon, 10 Juni 1902]

"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?"
 [Surat Kartini kepada Ny. E.C. Abendanon, 27 Oktober 1902]


Sabtu, 21 April 2012

Sang Kartini Modern : Anne Avantie


siapa tak kenal dengan Anne Avantie? sang perancang kebaya kondang ini telah mengabdikan dirinya selama 20 tahun di dunia fashion desain. tak hanya merancang baju kebaya ataupun baju-baju bernuansa nusantara lainnya, beliau juga mempunyai semangat juang yang tinggi untuk membantu khususnya kaum wanita Indonesia agar menjadi ibu yang berpendidikan dan berwawasan luas agar menjadi teladan bagi anak-anaknya kelak.

berikut ini profil dari sang Kartini modern, Anne Avantie


from her own blog http://anneavantie.com

Dikenal sebagai sosok wanita multilaten. Lahir di Semarang, 20 Mei. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie menikah dengan Yoseph Henry dan ibu dari 3 orang anak. Yang pertama, Intan Avantie menikah dengan Christinus memiliki satu anak; Matthew Archiello Keenant Wijasena. Anak kedua dan ketiga Anne semua laki-laki yakni Ernest Christoga Susilo (18 th) dan Ian Tadio Christoga Susilo (12 th). Menilik garis keturunan, darah seni yang mengalir deras dalam dirinya berasal dari ibunya, Ny Amie Indriati. Rupanya, Ibunda Amie yang sekilas lebih mirip kakak adik dengan Anne Avantie dari pada sebagai ibunya ini sejak mudanya berkecimpung dalam dunia fashion dan kecantikan. 

Dan selanjutnya darah seni yang sama pula yang secara estafet dialirkan Anne kepada anak perempuan satu – satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal sebagai desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie dan Intan Avantie dikenal sebagia 3 generasi kebanggaan Indonesia di dunia fashion. Ia memulai kariernya sebagai desainer dari rumah kontrakan dengan modal dua mesin jahit pada tahun 1989. Bengkel jahit sederhana itu dia bernama GRIYA BUSANA PERMATASARI. 

Saat itu ia banyak berkreasi dalam pembuatan kostum menari dan busana malam bercirikan permainan manik-manik itulah cikal – bakal kreatifitas Anne Avantie. Melalui proses yang panjang dan berliku saat ini Anne Avantie dikenal sebagai salah satu Desainer Kebaya terbaik yang kreasinya telah diakui di tingat nasional, bahkan internasional. Keunikan dan keelokan tangan ajaibnya, telah mengantarkan Anne Avantie menjadi salah satu barometer perancang kebaya pilihan yang keindahan dan pesona kebaya rancangannya menembus batas teritori; negara dan bangsa. negara. 

Sejak muncul di kancah dunia fashion nasional dengan bergabuang di Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah dan belakangan menjadi anggota APPMI Jakarta, proses kreatif kebaya Anne Avantie telah memberi angin segar bagi perkembangan dunia fashion Indonesia. Trend Kebaya Anne Avantie juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis rancang dan siluet kebaya. Kalau sebelumnya kebaya tampil dengan aturan baku yang cenderung konvensional dan kaku, di tangan Anne kebaya diolah dan menjelma menjadi adibusana yang menembus garis batas ( borderless line ) kedaerahan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa.


Tak dipungkiri, kemolekan dan nilai jual yang tinggi kebaya Anne menjadi trend setter fashion kebaya Indonesia yang selanjutnya menginspirasi para pelaku Industri fashion untuk memproduksi “ Karya mirip kebaya Anne Avantie “. Fakta ini pun dengan besar hati oleh Anne Avantie yang dengan bijak menyikapinya sebagai suatu kewajaran. Satu keunikan, barangkali, yang ditempuh oleh Anne Avantie dalam menjalankan roda usaha yang berjalan berimbang dan dalam garis harmoni dengan kehidupan keluarga, maupun spirirtualitasnya. Sejauh ini Anne tetap menempatkan workshop dan rumah tinggalnya di Semarang. Sementara langkah jejaknya yang panjang sebagai desainer papan atas tetap dipusatkan di Jakarta. 











Bisa jadi hal ini bisa menjadi inspirasi bagi desainer daerah juga ingin mereguk sukses di Ibu Kota, Jakarta. Ketekunannya dalam berkarya dan tak pernah kering inovasi telah menghantarkan sosok Anne Avantie menjadi panutan bagi banyak orang. Anne Avantie dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, murah hati bahkan sangat tidak pelit berbagi ilmu. Itu sebabnya, workshop dan pelatihannya selalu dipenuhi para ''pengangsu kawruh'' yang ingin belajar tentang ketrampilan dan kewirausahaan. Mereka tak hanya dari kalangan kalangan pelajar ataupun penjahit – penjahit sampai desainer juga ibu – ibu Rumah Tangga. 

Keteladanan Anne Avantie dengan program subsidi silang dan tanpa dipungut biaya pelatihan menggugah banyak instansi terkait untuk mengundang Anne Avantie sebagai nara sumber. Kerja keras dan usahanya serta keberhasilannya mau tak mau menjadi Inspirasi banyak perempuan di Indonesia. Penghargaan ini termanivestasikan dengan diberikannya Anugerah “ Kartini Award “2004 – 2005 dari Ibu Negara, Ny. Kristiani Susilo Bambang Yudhoyono. Anugerah tersebut merupakan penghargaan terhadap Anne Avantie sebagai perempuan pengusaha yang berhasil mengembangkan industri kecil. Komitmen dan konsistensi Anne Avantie terus teruji dengan anugerah yang sama yang yakni “Kartini Award” tahun 2008. 

Prestasi Anne Avantie bukan hanya di bidang Fashion saja. Tetapi wanita yang aktif juga sebagai penulis di buku – buku rohani dan banyak dikenal sabagai wanita inspiratif katolik juga melakoni banyak bidang lain yang sama seriusnya dengan bidang fashion yang membesarkan namanya. Ia tak pernah lalai menjalani tugas sebagai istri, ibu dan dan anak bagi keluarganya. Keseimbangan hidup yang dibentuknya telah menjadikan Anne Avantie terpilih sebagai “ Wanita Indonesia Bisa “ dimana penghargaan tersebut diberikan oleh menteri pemberdayaan perempuan Ibu Meuttia Hatta pada peringatan hari Ibu 2008. Selaras dengan energi Imajinasi kreatifitasnya Anne Avantie sebagai salah seorang yang membawa perubahan bagi busana Nasional tanah air juga telah meluncurkan sebuah buku Biografi Anne Avantie, “Aku Anugerah & Kebaya “ yang ditulis oleh Albertine Endah. 

Setelah berkecimpung selama 20 tahun dalam industri fashion akhirnya berkat kerja keras, komitmen dan kegigihannya Anne Avantie telah berhasil membangun Image dengan mendirikan 2 butik exclusifnya di Jakarta, Anne Avantie butik di Mall Kelapa Gading III lt 1 dan Roémah Pengantén di WM UG 07 Grand Indonesia. Tahun 2009 Anne Avantie dengan divisi barunya Avantie Art juga menghadirkan “ PENDOPO “ di Mall Kelapa Gading V Lt 3 Unit R. 7 Jakarta sebagai eksistensinya di bidang seni merangkul para UKM ( usaha Kecil Menengah ) sehingga “ PENDOPO “ yang menjual “ produk Indonesia dengan harga Indonesia ” menjadi salah satu bukti kecintaannya pada budaya bangsa ini. 

Satu hal yang barangkali perlu dikenali dalam sosok sederhana diri Anne Avantie, bahwa Ia adalah sosok penuh kelembutan dan belas kasih. Semangat berbagai dan selalu ingin mencintai dengan tulus seperti yang selalu ditaburkan Bunda Teresa sebagai sosok yang dia kagumi selain ibudannya Ny Amie, Anne pun terpikat untuk melayani sesama. Anne Avantie memenuhi “ Panggilan “ Tuhan berkarya di bidang kesehatan dengan mendirikan “ Wisma Kasih Bunda “ ( Pelayanan Kasih Hydrocephalus RS. St. Elisabeth Semarang ). Di sini Anne merawat dan berupaya memberikan kesembuhan didampingi para dokter relawan untuk anak-anak penderita Hydrocephalus, Astresi Ani ( anak tanpa lubang dubur ), tumor, Labiopalataschisis, bibir sumbing dan penyakit-penyakit yang membutuhkan penanganan darurat. 

Yang membanggakan, pertolongan pelayanan operasi cuma – cuma tanpa biaya dan pasien – pasien wisma tidak hanya dari Jawa Tengah tapi meluas sampai Papua, Nias, Aceh, Flores, Ambon dll. Mengenai kiprahnya dibidang kemanusiaan ini diakui Anne kalau awalnya tidak berjalan dengan mulus. Bahkan Anne Avantie mengemukakan bahwa “ Walau sebagian orang mencibir bahkan menuduh apa yang dilakukannya adalah suatu upaya untuk meningkatkan popularitasnya. Sekalipun begitu Anne tidak berkecil hati. Dengan mantap Anne Avanti melangkah menjawab “ Panggilan Tuhan”. Sehingga keputusannya untuk memberikan keseimbangan dalam kariernya tetap menjadi fokus.Dua dasawarsa sudah Anne Avantie menjalani kehidupan panjang sebagai pelaku fashion sekaligus menjadi bagian perkembangan dunia kreatif wanita Indonesia. Di depan, masih banyak karya-karya lain yang telah menunggu dan menjadi bukti ketulusan dan perjuanganya sebagai wanita Indonesia yang sejati.




***
beberapa rancangan hasil karya Anne Avantie









Lagu Wajib Nasional: Ibu Kita Kartini

hayo hayoooo.. pada hafal nggak nih lagu Ibu Kita Kartini?? wah kalo nggak hafal sih keterlaluan ya. anak tk aja hafal kok lagu wajib yang satu ini :)

kali ini kita membahas tentang lagu wajib nasional "Ibu Kita Kartini". Pokoknya masih berkaitan sama hari Kartini deh!

beberapa hari yang lalu, penulis search di YOUTUBE tentang lagu wajib nasional ini. Ternyata ada instrumen piano tentang lagu Ibu Kita Kartini yang kereeeeen banget! nah langsung aja ya nih kita tonton videonya bareng-bareng.


udah dilihat dan didengarkan kan videonya? gimana? bagus nggak tuh instrumen pianonya? :)

nah buat yang nggak hafal lagu ini, penulis berbaik hati untuk nulis di postingan kali ini. berikut lirik dari lagu Ibu Kita Kartini :

Ibu Kita Kartini 
cipt: W.R Supratman
Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri jauhari
Putri yang berjasa
Se Indonesia

Ibu kita Kartini
Putri yang suci
Putri yang merdeka
Cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendeka kaum ibu
Se-Indonesia

Ibu kita Kartini
Penyuluh budi
Penyuluh bangsanya
Karena cintanya

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia


untuk not angka dan not baloknya, bisa di download di sini.

bahkan, lagu ini pun ditampilkan dalam format VOCALOID lhooo!
vocaloid itu sejenis program, tapi khusus buat aransemen musik. Program ini buatan Jepang lho! ada berbagai vocaloidnya mulai dari Hatsune Miku, Kaito, Megurine Luka, Kagamine Rin-Len, dll.
wow! nggak nyangka ya lagu wajib nasional ciptaan W.R Supratman ini bisa dinyanyiin sama Hatsune Miku!

silahkan denger Miku nyanyi ya...


Ya mungkin segitu aja pembahasan tentang lagu wajib nasional "Ibu Kita Kartini". Semakin bangga kan menjadi orang Indonesia? khususnya buat yang perempuan nih. Perjuangan R.A Kartini untuk kaum wanita di Indonesia besar banget lho pengaruhnya.

Mumpung masih hari Kartini, ayo kita nyanyi sama-sama!
iiibuuu kiitaaa Kaaartiiiniiii~

Hari Kartini dan Kaitannya Dengan Kebaya

Momen hari Kartini identik dengan kebaya dan sanggul. Dandanan memperingati Hari Kartini sekarang banyak yang memilih kebaya dan sanggul modern. Jaman sekarang dan sejak kebaya diakui dunia sebagai warisan budaya dunia sebagai pakaian adat jawa yang populer, para desainer pun mengolahnya dengan gaya yang modern dan tidak menghilangkan kesan Indonesia nya. Begitu juga dengan tatanan rambut yang disebut sanggul ini di tata sedemikian rupa agar terlihat modern dan tentunya memberikan kesan Wanita Indonesia yang cantik dan menawan. Nah, bagi anda pecinta Model Baju Batik Modern Pria Wanita, Berikut contoh kebaya dan sanggul modern untuk hari Kartini J




Beberapa desain baju kebaya modern


***
Sebuah Opini tentang “Kebaya Tradisional” dan Keterkaitannya dengan Kebudayaan serta Kondisi Kaum Wanita Saat itu.
Tentunya sebagian besar orang khususnya orang Indonesia tidak asing lagi dengan istilah kebaya. Kebaya atau kebayak adalah pakaian wanita jawa jaman dahulu (jaman dimana modernisasi belum masuk ke Indonesia). Pada saat itu, kebaya adalah pakaian sehari-hari kaum wanita. Kebaya dipadukan dengan kain batik atau “jarik”, lalu jarik tersebut diikat kencang dengan benting (stagen). Cara mengikat stagen harus sedemikian rupa sehingga “kencang dan rapi”.

***

Mengutip dari wikipedia :


Asal kata kebaya berasal dari kata arab abaya yang berarti pakaian. Dipercaya kebaya berasal dari Tiongkok ratusan tahun yang lalu. Lalu menyebar ke Malaka, Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Setelah akulturasi yang berlangsung ratusan tahun, pakaian itu diterima di budaya dan norma setempat.
Sebelum 1600, di Pulau Jawa, kebaya adalah pakaian yang hanya dikenakan keluarga kerajaan di sana. Selama masa kendali Belanda di pulau itu, wanita-wanita Eropa mulai mengenakan kebaya sebagai pakaian resmi. Selama masa ini, kebaya diubah dari hanya menggunakan barang tenunan mori menggunakan sutera dengan sulaman warna-warni.
Terkait dengan kutipan diatas, kebaya adalah sebuah pakaian resmi untuk kalangan tertentu. Bisa disimpulkan bahwa kebaya adalah pakaian yang bermakna penting di suatu masa. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya pembahasan tentang kebaya pada artikel ini adalah sebagai “simbol perkembangan budaya”.
Istilah “kebaya” yang digunakan pada tulisan ini adalah kebaya tradisional, sebagai pakaian adat bukan kebaya modern.
***

KEBAYA SEBAGAI SIMBOL KETERATURAN BUDAYA



Mengapa kebaya sebagai simbol keteraturan budaya?
Pada saat itu, dunia fashion belum berkembang seperti saat ini. Masih banyak aturan-aturan berpakaian yang dipatuhi oleh sebagaian besar masyarakat. Kebaya adalah pakaian wanita, bukan pakaian pria. Kaum wanita juga tidak seharusnya memakai pakaian pria. Sehingga bisa dikatakan bahwa kebaya adalah simbol keteraturan budaya berpakaian pada saat itu.
Dibandingkan dengan jaman modern, mode fashion pakaian berkembang bebas menerobos aturan-aturan tradisi. Wanita bisa memakai pakaian pria, sebaliknya beberapa mode pakaian pria terkadang terinspirasi dari mode pakaian wanita (walaupun tampak tidak lazim, namun dalam perkembangan mode hal ini benar-benar terjadi).
Dari penjelasan singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebaya adalah salah satu simbol keteraturan budaya dan perilaku masyarakat di masa itu. Dimana aturan-aturan dan tradisi masih menjadi hal yang penting untuk dipatuhi.
***

KEBAYA SEBAGAI SIMBOL DARI “ERA KETERKUNGKUNGAN” KAUM WANITA

Jika dilihat dari sub judul diatas, tulisan ini bagai sebuah kritik tajam. Namun bukan itu tujuan sebenarnya dari tulisan ini. Hal ini ditujukan untuk pembelajaran yang lebih mendalam mengenai perkembangan budaya di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan kaum wanita.
Mengapa kebaya disebut simbol keterkungkungan?
Pemakaian kebaya yang “benar” adalah dipadukan dengan jarik (kain motif batik), dalaman dan benting yang pemakaiannya sedemikian rupa sehingga kaum wanita tidak leluasa bergerak bebas seperti saat ini. Jika diterapkan pada kehidupan modern, wanita yang sedang menggunakan kebaya tidak akan bisa berjalan dengan langkah lebar atau bahkan berlari. Dan sebaiknya berhati-hati jika mengendarai motor atau mobil.
Wanita yang sedang memakai kebaya sebaiknya berjalan dengan anggun. Rambut ditata sedemikian rupa sehingga tidak bebas tergerai. Dengan pakaian kebaya ini secara tidak langsung wanita akan menata perilakunya sehingga lebih teratur.
Bagi wanita modern di era modern, pemakaian kebaya adalah sebuah keterkungkungan. Pada acara-acara resmi, seringkali kebaya modern menjadi alternative pakaian yang digunakan. Walaupun talh dimodifikasi sedemikian rupa, tidak sedikit para wanita yang mengeluh ketika harus mengenakan kebaya satu hari penuh.
Lalu, bagaimana jika wanita modern harus mengenakan kebaya setiap hari seperti jaman dahulu? Tentunya banyak sekali aktifitas yang terhambat dan terlambat.
***

KEBAYA DAN R.A KARTINI



Peringatan tanggal kelahiran Kartini, 21 April, selalu identik dengan kebaya. Perayaan Peringatan Hari Kartini tersebut biasanya diselenggarakan di sekolah-sekolah dengan mengusung tema kebaya atau pakaian tradisional Indonesia. Hal ini sebagai wujud pelestarian budaya dan juga memperingati Pahlawan Nasional.
Mengapa Peringatan Hari Kartini Identik dengan Kebaya? Jawaban singkatnya adalah : “Karena Kartini memakai Kebaya”.
Dari semua dokumen-dokumen sejarah berupa foto, gambar atau lukisan R.A Kartini, semuanya menggunakan kebaya tradisional yang rapi, dengan jarik dan sanggul tradisional. Sehingga, sosok RA Kartini selalu identik dengan kebaya.

MELESTARIKAN NILAI SEJARAH DAN BUDAYA KEBAYA

Pada era modern, kehadiran kebaya tetap eksis hingga tulisan ini dibuat. Kebaya modern mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga cocok untuk diterapkan diberbagai kalangan. Paduannya juga tidak harus dengan kain jarik, namun bisa dipadukan dengan kain songket, sarung, celana, bahkan celana jeans untuk mode yang semi formal.
Kebaya juga diterapkan pada busana pengantin, khususnya pengantin Jawa. Untuk busana pengantin, kebaya mengalami modifikasi sehingga bisa juga digunakan para pengantin muslimah. Bahan yang digunakan juga bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan.

Beberapa nilai-nilai dari kebaya yang tetap lestari hingga saat ini adalah :
  1. Kebaya tetap identik dengan pakaian resmi atau formal, walaupun beberapa modifikasi menjadikan kebaya adalah pakaian semi formal.
  2. Kebaya menunjukkan desain pakaian khas Indonesia.
  3. Kebaya selalu “dekat” dengan keindahan dan keanggunan.
  4. Kebaya tetap disukai berbagai macam kalangan, khususnya kaum wanita.
  5. Hingga saat ini, kebaya tetap berkembang dan mengalami modifikasi sehingga keberadaannya semakin disukai kaum wanita.

Ayo tetap lestarikan Kebaya sebagai salah satu kekayaan fashion Indonesia!