Sabtu, 21 April 2012

R.A Kartini; Perjuangan Sang Pendekar Wanita



Tepat hari Sabtu ini adalah hari lahirnya R.A Kartini dan hari lahir beliau diperingati sebagai hari nasional. Siapa juga sih yang tidak kenal wanita yang satu ini? Sebagai bangsa Indonesia dan khususnya penulis yang bertugas juga sebagai kaula muda penerus bangsa, sudah sepantasnya tahu dan mendalami sikap-sikap juang beliau yang begitu besar. Karena usaha dari beliau pula sekarang ini nasib kaum wanita di Indonesia khususnya, mendapatkan persamaan derajat dengan kaum pria. Wanita dapat berprofesi sebagai apapun. Tak hanya menjadi pengurus rumah tangga dan suaminya, terus-menerus berada di rumah tanpa tahu apa yang telah terjadi dan berkembang di dunia luar sana.

sekarang, wanita dapat berprofesi sebagai apa saja berkat perjuangan seorang R.A Kartini




Di postingan ini, penulis akan menghadirkan salah satu tulisan mengenai perjuangan R.A Kartini. Bukan hanya biografinya saja lho! J
***
Sejak remaja, Kartini dan adik-adiknya, telah mengambil hati keluarga Abendanon dan keluarga Ovink Soer. Itu karena Kartini memang berbeda dengan kebanyakan perempuan Jawa pada masa itu. Bukan karena status sebagai anak putri Bupati, yang membuat Kartini spesial. Tetapi kecermelangan pikiran, kehalusan perasaan, dan gelora semangat dalam jiwa yang tertulis dalam surat-surat yang panjang, maupun dalam artikel-artikel di media cetak masa itulah yang membuat diri Kartini berbeda dengan perempuan pada umumnya.

R.A Kartini dan saudari-saudarinya

Bahkan setelah dewasa, semakin banyak orang terkenal dan berkedudukan tinggi memerlukan datang ke kota kecil Jepara hanya untuk bertemu dan bercakap-cakap dengan Kartini. Sampai-sampai Kartini beserta kedua adiknya, Rukmini dan Kardinah mendapat julukan charmeuses (baca: camoas) yang berarti Wanita-wanita yang Menawan Hati dari Mr. Pieter Sijthoff, Residen Semarang. Bahkan, tak seorangpun diantara tamu-tamunya yang tidak terpengaruh oleh ketiga charmeuses itu.

R.A Kartini dan suaminya R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat

Apa yang ada pada pribadi Kartini sehingga memiliki daya tarik yang demikian besar? Tentu bukanlah karena kecantikan wajah dan fisik ataupun kecantikan lahiriah semata. Namun di dalam pribadi Kartini, menurut hemat saya, terdapat sedikitnya 3 hal penting sebagai berikut.

Pertama, kecantikan pikirannya. Harus diakui, Kartini memiliki kecerdasan yang luar biasa. Di usia belasan tahun, beliau sudah melahap bacaan sastra kelas dunia. Pengetahuannya begitu luas, maju melampaui jamannya. Dalam ratusan surat yang beliau tulis, bisa terbaca kehebatan pemikiran, cita-cita dan perjuangannya. Selain memperjuangkan pendidikan bagi para gadis Bumi Putra, Kartini juga menyorot berbagai ketimpangan sosial, antara lain diskriminasi pendidikan perempuan, pernikahan dini,  poligami, kemiskinan dan kebodohan serta kemerdekaan bangsa.

Kemampuan analisisnya setajam silet, ia mengkritisi apapun yang tak sesuai dengan logika. Jangankan adat, pengajaran Islam pun tak luput dari kritiknya. Bukan karena apa-apa, tetapi lebih karena beliau tak mendapat akses belajar mengenai Islam, khususnya Al Quran. Beruntung, beberapa tahun menjelang wafat, Kartini mendapat kesempatan mempelajari Al Quran melalui terjemahan bahasa Jawa. Di akhir usia yang cukup pendek, 25 tahun, beliaupun hidup damai dalam pelukan Islam hingga InsyaAllah khusnul khatimah saat berpulang ke pangkuan Allah Swt.

Kedua, kecantikan hatinya. Kartini memiliki kepekaan yang sangat terhadap penderitaan bangsa. Hati nuraninya sering terasah saat bersama Sang ayah, sang Bupati Jepara, berkeliling daerah saat bencana menimpa. Di saat lain, hatinya seringkali berkata tidak untuk setiap ketidakadilan yang menyengsarakan bangsanya. Dan semua itu dituliskan dalam surat-suratnya dalam bahasa sastrawi yang sungguh indah dan menyentuh hati siapapun yang membaca.

Ketiga, kecantikan jiwanya. Oh, saya sering menangis bila terlalu larut saat membaca surat-surat beliau. Saya tak bisa berkata-kata saat menangkap keindahan mimpinya, cita-citanya, jiwanya yang ingin merdeka, serta komitmennya kepada Islam. Akhlak Kartini sungguh terpuji, beliau sangat menyayangi dan menghormati kedua orangtua, serta taat pada suami.

Kemudian, spiritnya yang tak pernah padam untuk memulai perjuangan mewujudkan cita-cita mulia, kemerdekaan bangsa, sungguh luar biasa. Walau seorang diri, ia mulai perjuangan itu, ia tanggung deritanya. Karena kegigihan jiwanya pula, Kartini berhasil mempertahankan Islam sebagai agamanya. Bujuk rayu untuk berpindah agama yang datang bertubu-tubi, selalu ditolak dengan santun. Hanya perempuan yang memiliki kesabaran dan ketangguhan saja, yang kuat melakukan itu semua.

Demikianlah, tiga hal penting tersebut di atas, yaitu kecantikan pikiran, hati dan jiwa, bersatu di dalam diri Kartini hingga membentuk kecantikan pribadi-utuh nan penuh pesona. Penampilan Kartini yang sederhana tak mampu menutupi kecantikan pikiran, kemuliaan hati, serta keindahan jiwanya. Itulah pesona inner beauty Kartini! Itulah kecantikan yang seharusnya menginspirasi para wanita Indonesia!



Tidak ada komentar: